Pekerjaan Kristus tidak terbantu ketika para pengikut-Nya terlihat sengsara. Anda berkata, ‘Tapi saya punya masalah.’ Semua orang punya. Ketika rasul Paulus berada di penjara, dia menulis, ‘Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan’ (Filipi 4:4). Mengekspresikan kegembiraan adalah sesuatu yang Anda lakukan terlepas dari keadaan Anda, bukan karena keadaan tersebut. Alkitab berkata, ‘Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan’ (Yesaya 12:3).
Tuhan telah menaruh sumur sukacita di dalam diri Anda, tetapi Anda harus menimbanya dan membaginya dengan orang lain. Sukacita itu menular. Kebahagiaan berjalan melalui jaringan relasional seperti riak di kolam. Faktanya, ini sangat kuat sehingga dapat menembus tiga derajat pemisahan. Artinya, kualitas kebahagiaan Anda cenderung meningkat ketika teman dari teman Anda menjadi bahagia. Kita lapar akan sukacita. ‘Kenyangkanlah kami di waktu pagi,’ tulis pemazmur – tetapi tidak dengan lebih banyak uang atau kekuasaan atau tepuk tangan. TIDAK, ‘Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari- hari kami.’ (Mazmur 90:14). Orang-orang yang gembira membuat kita menjadi hidup.
Alkitab berkata, ‘sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu’ (Nehemia 8:11). Kita menyukai kegembiraan, tetapi seringkali kita lupa betapa kuatnya itu. Sukacita memberi kita kekuatan untuk menolak godaan. Sukacita memberi kita kemampuan untuk bertahan. Sukacita adalah lem yang membuat hubungan melekat. Sukacita memberi kita semangat untuk mencintai.
Kita tidak hanya membutuhkan udara, makanan, dan air; kita membutuhkan kegembiraan. Orang yang membawanya bagaikan oasis di tanah gurun.
Jadi hari ini, Bergembiralah!
Sumber : Renungan Hari Ini
Edisi : Jumat, 28 Juni 2024