Orang tanpa batas menolak untuk menerima sesuatu apa adanya karena mereka melihatnya bisa menjadi. Daripada mengatakan, ‘hal itu tidak bisa dilakukan,’ mereka bangkit dengan keyakinan dan berkata, ‘Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya.’
Orang tanpa batas memiliki kesalahan dan kegagalan seperti orang lain. Bedanya, mereka berjalan dengan iman ke tepi tebing mengetahui bahwa satu dari dua hal akan terjadi ketika mereka sampai di sana. Entah Tuhan akan meletakkan batu yang kokoh di bawah kaki mereka, atau Dia akan mengajari mereka terbang. Dengan kata lain, mereka terhubung ke catu daya Tuhan yang tidak terbatas.
Penulis kitab Ibrani menggambarkan orang tanpa batas seperti ini: ‘yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing.’ (Ibrani 11:33-34). Perhatikan, orang-orang ini awalnya lemah, tetapi mereka menjadi kuat. Bagaimana? ‘Melalui iman.’ Mereka memiliki jenis iman yang mengabaikan rintangan, musuh, dan menyatakan, ‘Aku adalah apa yang Tuhan katakan, aku punya apa yang Tuhan katakan aku punya, dan Aku bisa melakukan apa yang Tuhan katakan Aku bisa.’|
Kisah ini menceritakan tentang seorang mandor tua yang bekerja keras dalam pekerjaan dan mengharapkan hal yang sama dari para pekerjanya. Suatu hari salah satu dari mereka berkata, ‘Apakah kamu tidak tahu Roma tidak dibangun dalam sehari?’ Sambil tersenyum, dia menjawab, ‘Ya, tapi saya bukan mandor pada pekerjaan itu.’
Hari ini mintalah Tuhan untuk membantu Anda bangkit mengatasi ketakutan dan menjadikan Anda orang tanpa batas.
Sumber : Buku Renungan Hari Ini
Edisi : Selasa, 09 Juli 2024