JANGAN MELIHAT KEBELAKANG (2)
Kita tidak boleh sombong dengan keberhasilan kita. Itu tidak berarti kita harus melupakan proyek hebat yang telah kita selesaikan. Kita harus bekerja dan hidup dengan keunggulan bagi Tuhan, Dia senang dengan kesuksesan kita ketika itu dipersembahkan untuk kemuliaan-Nya. Tetapi kita harus melupakan kesuksesan masa lalu jika itu menyebabkan kita berpuas diri, dan memuji diri sendiri. Kita tidak boleh membelai masa lalu, memikirkan kejayaan masa lalu.
Demikian pula, kita harus memastikan cerita kita tentang pekerjaan dan anugerah Tuhan dalam hidup kita tidak semuanya kuno. Jika kita hanya dapat menunjukkan contoh kesetiaan Tuhan dari lima tahun yang lalu tetapi tidak ada dari beberapa minggu terakhir, hubungan kita dengan Kristus tidak begitu lancar. Paulus memperingatkan orang- orang Filipi terhadap mereka yang menaruh kepercayaan pada kriteria dan pencapaian manusia: ‘Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi.’ (Filipi 3:4), katanya, mengutip kekuatannya yang didambakan banyak orang pada zamannya.
Tapi lihatnya bukan pada masa lalunya: ‘Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. … aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.’ (Filipi 3:7, 13–14)
Kabar baiknya adalah bahwa Tuhan tidak menganalisis masa lalu Anda untuk menentukan masa depan Anda. Dia berkata, ‘Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru!’ Belajarlah dari masa lalu, tinggalkan, dan jangan menoleh ke belakang!
Sumber : Renungan Hari Ini
Edisi : Senin, 30 Desember 2024