
Jika Anda hidup cukup lama, hidup akan membawa kabar buruk bagi Anda. Bisa jadi kehilangan orang yang dicintai, kesehatan, penghasilan, pernikahan, dan reputasi Anda. Pemazmur menulis, ‘Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu.’ (Mazmur 56:3) Saat masa buruk datang, Anda perlu mempertahankan semua yang Anda ketahui tentang siapa Tuhan itu. Anda harus mengingat bahwa Dia penuh kasih, perhatian, dan layak untuk Anda percayai sepenuhnya.
Terkadang, Tuhan akan memberi Anda jawaban; di lain waktu Dia akan memberi Anda jaminan akan kehadiran-Nya. Di zaman yang berubah, Anda harus berpegang pada karakter Tuhan yang tidak berubah. Seperti yang dikatakan dalam himne, ‘Ketika seluruh jiwaku menyerah, maka Dialah yang menjadi harapan dan tempat tinggalku.’ Apakah itu berarti menyangkal perasaan dan emosi Anda? Tidak. Daud berkata, ‘Dengan nyaring aku berseru-seru kepada TUHAN, dengan nyaring aku memohon kepada TUHAN.’ (Mazmur 142:2) Tuhan tidak meminta Anda untuk menyangkal rasa sakit, kehilangan, dan realitas keadaan Anda.
Bahkan Yesus memanjatkan doa bersama ‘mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan.’ (Ibrani 5:7). Jika Anda tidak mencurahkan isi hati Anda di hadapan Tuhan, Anda berisiko mengeraskan hati Anda terhadap-Nya. Saat Anda mencapai titik terendah dan berpaling kepada Tuhan, Anda akan menemukan bahwa Dia ada di sana. Dengan terguncang hebat, Anda mengembangkan iman yang tak tergoyahkan kepada Tuhan. Ketika itu terjadi, Anda dapat berpegang pada Firman- Nya yang mengatakan, ‘Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi.’ (Kejadian 28:15)