BERDOALAN UNTUK KEINGINAN MENGAMPUNI
Saat kita disakiti, insting pertama kita adalah membalas [membalas luka]. Kita tahu itu salah karena Alkitab mengatakan kita harus mengampuni agar diampuni (Markus 11:25). Kita juga tahu bahwa kepahitan dapat menyakiti kita secara fisik dan emosional. Namun terkadang, kita tidak bisa memaksa diri untuk memaafkan, jadi kita terus bergumul dengannya di dalam pikiran kita.
Berhenti dan pikirkan tentang apa yang terjadi dalam pertandingan gulat. Anda fokus pada lawan Anda, berpegang erat pada mereka dan mencoba mengendalikan mereka. Tujuan Anda adalah untuk menjatuhkannya di atas matras dan membuatnya tunduk, dan itu membutuhkan seluruh tenaga Anda. Dalam proses itu Anda berisiko terluka.
Satu-satunya kekuatan nyata yang Anda miliki atas seseorang yang menyakiti Anda adalah kekuatan memaafkan. Jadi untuk Anda sendiri, maafkan mereka dan lanjutkan! Meskipun Anda tidak ingin memaafkan, berdoalah, ‘Bawalah aku kembali, supaya aku berbalik, sebab Engkaulah TUHAN, Allahku.’ (Yeremia 31:18) Dengan kata lain, ‘Tuhan, buatlah aku mau mengampuni.’
Pepatah lama, ‘Melakukan kesalahan adalah manusiawi, memaafkan adalah keilahian,’ adalah kebenaran. Sekarang, pelanggaran kecil dapat dimaafkan dengan cepat, tetapi pelanggaran besar membutuhkan bantuan ilahi. Anda bisa memilikinya: ‘karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya’ (Filipi 2:13).
Ya, Anda mungkin ingin musuh Anda menderita, tetapi ketika keinginan terutama Anda adalah untuk menyenangkan Tuhan, Dia akan memberi Anda rahmat untuk mengampuni. Ketika Anda menyadari berkat-berkat yang Tuhan sediakan untuk Anda di masa depan, Anda akan menolak untuk membuang waktu mengingat masa lalu lagi.
Sumber : Renungan Hari Ini
Edisi : Rabu, 28 Agustus 2024