Pernahkah Anda memperhatikan saat Anda lapar, semua yang ada di menu terlihat enak? Demikian pula, ketika jiwa Anda tidak puas, dosa terlihat menggoda. Itu sebabnya Anda harus selalu sadar diri secara rohani dan memantau tingkat kepuasan jiwa Anda.
Di dasbor mobil Anda terdapat lampu untuk memperingatkan Anda tentang aspek- aspek penting dari mobil Anda. Jika Anda kekurangan oli, ada masalah dengan rem, Anda kekurangan bahan bakar. Hal- hal itu kadang disebut sebagai ‘lampu idiot’ karena hanya orang idiot yang akan mengabaikannya. Cahaya utama di dasbor hatimu adalah cahaya ‘kepuasan jiwa’mu.
Itu sebabnya di dalam Alkitab, ada begitu banyak Kitab Suci yang mengajak kita untuk bersukacita: ‘sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu.’ (Nehemia 8:10) ‘Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.’ (Mazmur 16:11). ‘Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan’ (Yesaya 12:3). ‘Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu’ (Yohanes 16:24).
Jadi, mengapa orang-orang cerdas terus terjebak? Karena ketika kita tidak puas dengan hidup, kita rentan terhadap godaan. Dan semakin dalam tingkat ketidakpuasan, maka semakin rentan kita. Kita diciptakan untuk kepuasan jiwa; kita tidak bisa hidup tanpanya. Dan jika kita tidak menemukannya dalam hubungan kita dengan Tuhan, kita akan mencarinya di semua tempat yang salah. kata Paulus, ‘Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri (Roma 14:17). Perhatikan kata-kata ‘sukacita dalam Roh Kudus’.
Rahasia sukacita terletak pada kehidupan yang diarahkan oleh Roh – begitu, dan akan selalu begitu.
Sumber : Buku Renungan Hari Ini
Edisi : Selasa, 13 Agustus 2024