
Yesus mengatakan, ‘Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.’ (Matius 16:18) Ketika Dia mengucapkan kata-kata itu, para pemimpin agama pada zaman-Nya sedang merencanakan kematian-Nya, masyarakat di mana Dia hidup dikendalikan oleh kekuasaan Roma, dan para pengikut-Nya adalah orang-orang biasa. Secara manusiawi, apa yang Dia janjikan sangatlah berani, dan kemungkinan terjadinya hal itu adalah nol. Namun demikian, hal itu terjadi. Dua ribu tahun kemudian, Dia adalah orang yang paling banyak dikutip di dunia, dan banyak dari nilai-nilai kita didasarkan pada prinsip- prinsip yang Dia ajarkan.
Bagaimana Dia melakukannya? Dengan membimbing orang lain. Maka ketika mencari mentor, usahakan mencari seseorang yang bisa meneladani sifat dan karakter yang Yesus tunjukkan. ‘Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.”’ (Matius 11:28–30)
Yesus menggunakan ilustrasi pertanian yang dapat dimengerti oleh para pendengarnya. Untuk mendapatkan produktivitas tertinggi dari seekor lembu, kuk yang melingkari lehernya harus pas dan nyaman. Dan mentor yang baik adalah seseorang yang memahami Anda dan mengetahui apa yang sesuai dengan batin dan bakat Anda. Seorang mentor adalah sepasang mata dan telinga tambahan dan selalu mengutamakan kepentingan terbaik Anda. Jika dipikir-pikir, memiliki mentor yang tepat adalah salah satu investasi terbaik yang dapat Anda lakukan di masa depan.