Anda harus bersedia memaafkan orang lain. Mencintai seseorang membuat Anda rentan. Ketika Anda memberikan hati Anda kepada seseorang, mereka dapat menghancurkannya. Orang asing atau kenalan biasa dapat mengatakan sesuatu yang akan berlalu begitu saja. Namun, jika pasangan Anda mengatakan hal yang sama kepada Anda, hal itu dapat menimbulkan perasaan marah dan kesal. Tidak ada yang tetap menikah tanpa melibatkan pengampunan. Pikirkanlah: hubungan Anda dengan Tuhan melibatkan kebutuhan, permintaan, dan penerimaan pengampunan-Nya.
Dalam Doa Bapa Kami yang Yesus ajarkan: ‘dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami ‘ Lalu Dia menjelaskan, ‘Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.’ (Matius 6:12, 14) Kata ‘pelanggaran’ tidak hanya berarti ‘dosa’, tetapi juga berarti ‘pergi ke tempat yang tidak berhak Anda tuju’. Ketika Anda terus-menerus merasa diremehkan oleh pasangan Anda, hal itu dapat menumpuk dan meledak menjadi pertengkaran. Pelanggaran termasuk perselingkuhan. Jika Anda tidak mempraktikkan pengampunan dalam hal-hal kecil, akan jauh lebih sulit untuk menerima kasih karunia selama krisis. Jika hubungan Anda berisiko, penting untuk mendapatkan bantuan dan merasa aman. Seni memaafkan membutuhkan pelepasan kesempurnaan dan kinerja.
Ketika Alkitab mengatakan bahwa seorang pria harus meninggalkan ayah dan ibunya dan bergabung dengan istrinya, artinya mereka mulai saling mengikat dan menjadi satu. (Matius 19:5) Tetapi ikatan ini membutuhkan banyak waktu dan usaha. Anda dituntut untuk berpikir pada apa yang baik pada pasangan Anda dan memaafkan kesalahan lainnya.
Sumber : Buku Renungan Hari Ini
Edisi : Rabu, 22 Mei 2024